4 Hal Penting dalam Pengembangan Produk Berbasis Machine Learning


Machine learning bisa kamu gunakan saat kamu tidak bisa memprogram manual, serta saat kamu harus memecahkan masalah dalam skala besar. Yang tak kalah penting, kamu juga membutuhkan tenaga ahli untuk mengumpukan dan membersihkan data.

Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) telah menjadi salah satu topik terhangat di ranah teknologi dalam beberapa tahun terakhir. Para raksasa seperti Facebook, Google, dan Apple berlomba-lomba mengaplikasikannya dalam berbagai aspek. Mulai dari mesin pencari, mobil pintar, hingga periklanan. Reuters melaporkan bahwa pada kuartal pertama 2017 saja, telah terjadi 34 akuisisi startup di bidang AI oleh perusahaan-perusahaan ini.

Mungkin kamu sudah sering mendengar topik tentang AI namun masih penasaran tentang manfaatnya. Bagaimana AI bisa membantu produk startup milikmu? Apa kelebihan dan kekurangannya? Sebanyak apa waktu serta tenaga yang kamu perlukan untuk mulai menerapkannya? Mari kita kupas bersama di bawah.

Sekilas, implementasi kecerdasan buatan melalui machine learning bisa terdengar seperti jalan pintas yang menggiurkan. Kamu tinggal menjejali sebuah mesin dengan banyak data, dan mesin itu akan belajar sendiri untuk menghasilkan solusi yang kamu butuhkan. Tapi pada praktiknya tidak sesederhana itu. Tergantung dari masalah yang dihadapi, machine learning bisa cocok atau tidak cocok untuk menyelesaikannya.

Amazon Web Services memberikan arahan singkat tentang kapan kamu sebaiknya menggunakan machine learning ketimbang pemrograman konvensional. Terdapat dua situasi yang dianjurkan, yaitu:

Kamu tidak bisa memprogram manual. Umumnya, sebuah masalah bisa dipecahkan dengan solusi berdasarkan aturan-aturan pasti. Tapi ada juga masalah yang dipengaruhi begitu banyak faktor, sehingga tidak mungkin membuat solusi akurat secara manual (kecuali kamu mau menulis ribuan “if-then-else” untuk satu kasus). Machine learning bisa kamu gunakan untuk memprediksi solusi masalah seperti ini.
Kamu harus menangani masalah dalam skala besar. Misalkan kamu harus mengenali apakah sebuah e-mail termasuk spam atau bukan. Untuk sejumlah kecil e-mail, kamu mungkin masih bisa mendeteksinya manual. Tapi menerapkannya untuk jutaan e-mail berbeda akan sangat sulit. Sebagai gantinya, kamu bisa menggunakan machine learning dan teknik Natural Language Processing (NLP).

Machine learning bersifat prediktif
Setelah memastikan bahwa machine learning cocok untuk solusimu, kamu harus merancang seperti apa implementasinya dalam bentuk produk. Apakah kamu harus menggunakan supervised atau unsupervised learning? Feature apa saja yang menentukan hasil klasifikasi? Seperti apa wujud data yang dibutuhkan untuk training? Apa input dan keluaran yang kamu inginkan? Semua pertanyaan ini harus kamu jawab dengan saksama.

Satu hal yang perlu kamu ingat (terutama bila kamu bukan programmer yang terjun langsung dalam pengembangan) adalah bahwa keluaran machine learning bersifat prediktif, bukan hasil eksak. Ketika produk baru selesai dikembangkan, kemungkinan besar hasil prediksi yang dihasilkan tidak akan seratus persen akurat. Prediksi yang baik baru akan muncul dari sejumlah training dan pengembangan dalam waktu lama.

Sesuaikan ekspektasimu dengan karakteristik ini, lalu tentukan standar yang tepat untuk menghasilkan minimum viable product. Tergantung jenis solusinya, kamu bisa menambahkan lapisan aplikasi tambahan yang bersifat rule-based untuk mendukung akurasi mesin tersebut.
Sadari pentingnya domain expertise

Unsur machine learning yang tidak kalah penting dari algoritme adalah data. Kamu akan butuh sangat banyak data, baik untuk melakukan training ataupun testing terhadap model classifier yang kamu hasilkan. Proses pengumpulan dan pembersihan (preprocessing) data akan makan banyak sumber daya—bisa berupa biaya atau tenaga kerja—jadi kamu harus siap berinvestasi besar di departemen ini.

Mengumpulkan data tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Kamu butuh tenaga ahli (domain expert) yang paham seluk-beluk bidang yang kamu geluti. Bila produkmu berkaitan dengan kesehatan, rekrutlah tenaga ahli di bidang kesehatan. Bila kamu membuat solusi NLP, rekrutlah ahli bahasa. Dampaknya akan terasa ketika kamu mengumpulkan data dalam jangka panjang.

Selain pengumpulan dan pemeliharaan data, tenaga ahli juga bisa membantu programmer menentukan feature yang dibutuhkan ketika mengembangkan model classifier. Sebuah data bisa memiliki banyak karakteristik, tapi apakah semua karakteristik itu berguna sebagai penentu klasifikasi? Belum tentu.

Waspada terhadap diminishing return
Produkmu telah jadi dan digunakan oleh masyarakat. Hal berikutnya yang perlu kamu lakukan adalah terus melakukan perbaikan agar hasil prediksi lebih akurat. Tapi kamu harus hati-hati pada bahaya diminishing return yang mungkin muncul di tengah-tengah.

Diminishing return adalah kondisi di mana usaha dan biaya yang kamu keluarkan tidak sebanding dengan hasilnya. Sebagai contoh mungkin kamu merekrut programmer tambahan dan menghabiskan banyak waktu untuk memodifikasi algoritma, tapi ternyata akurasi yang dihasilkan di kasus riil hanya meningkat kurang dari satu persen.

Bila hal ini terjadi, kamu harus mulai berinovasi agar tidak terjebak pada proses pengembangan produk yang tidak efektif. Seperti apa inovasi yang kamu butuhkan? Ini adalah tugasmu untuk mencari tahu dan menerapkannya.

Kecerdasan buatan adalah bidang ilmu yang terus berkembang pesat. Dengan implementasi yang baik, ilmu ini bisa mengubah cara kerja produk teknologi secara drastis dan mendatangkan banyak manfaat. Tapi untuk mencapai hal itu dibutuhkan banyak biaya serta tenaga-tenaga ahli yang tidak bisa kita dapatkan dengan mudah.

Bila kamu ingin menerapkan AI dalam produkmu, sebaiknya lakukan dulu perencanaan yang matang. Pahami dengan baik apa dampak AI terhadap solusi keseluruhan yang kamu tawarkan, kemudian kembangkan produk dengan ekspektasi yang tepat. Jangan lupa juga untuk terus berinovasi, karena dunia tidak akan menunggu.

Referensi :
Amazon Web Services
https://weltam.wordpress.com/2017/04/18/contoh-kasus-machine-learning/
https://id.techinasia.com/hal-penting-dalam-pengembangan-machine-learning



Post a Comment

0 Comments