Natural Language Processing


Secara mendasar, komunikasi adalah salah satu hal paling penting yang dibutuhkan manusia sebagai makhluk sosial. Ada lebih dari trilyunan halaman berisi informasi pada Website, dimana kebanyakan diantaranya menggunakan bahasa natural. Isu yang sering muncul dalam pengolahan bahasa adalah ambiguitas, dan bahasa yang berantakan/tidak formal (tidak sesuai aturan bahasa).

Natural Language Processing (NLP) merupakan salah satu cabang ilmu AI yang berfokus pada pengolahan bahasa natural. Bahasa natural adalah bahasa yang secara umum digunakan oleh manusia dalam berkomunikasi satu sama lain. Bahasa yang diterima oleh komputer butuh untuk diproses dan dipahami terlebih dahulu supaya maksud dari user bisa dipahami dengan baik oleh komputer.

Ada berbagai terapan aplikasi dari NLP. Diantaranya adalah Chatbot (aplikasi yang membuat user bisa seolah-olah melakukan komunikasi dengan computer), Stemming atau Lemmatization (pemotongan kata dalam bahasa tertentu menjadi bentuk dasar pengenalan fungsi setiap kata dalam kalimat), Summarization (ringkasan dari bacaan), Translation Tools (menterjemahkan bahasa) dan aplikasi-aplikasi lain yang memungkinkan komputer mampu memahami instruksi bahasa yang diinputkan oleh user.

I. NLP Area

Pustejovsky dan Stubbs (2012) menjelaskan bahwa ada beberapa area utama penelitian pada field NLP, diantaranya:

Question Answering Systems (QAS). Kemampuan komputer untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh user. Daripada memasukkan keyword ke dalam browser pencarian, dengan QAS, user bisa langsung bertanya dalam bahasa natural yang digunakannya, baik itu Inggris, Mandarin, ataupun Indonesia.
Summarization. Pembuatan ringkasan dari sekumpulan konten dokumen atau email. Dengan menggunakan aplikasi ini, user bisa dibantu untuk mengkonversikan dokumen teks yang besar ke dalam bentuk slide presentasi.
Machine Translation. Produk yang dihasilkan adalah aplikasi yang dapat memahami bahasa manusia dan menterjemahkannya ke dalam bahasa lain. Termasuk di dalamnya adalah Google Translate yang apabila dicermati semakin membaik dalam penterjemahan bahasa. Contoh lain lagi adalah BabelFish yang menterjemahkan bahasa pada real time.
Speech Recognition. Field ini merupakan cabang ilmu NLP yang cukup sulit. Proses pembangunan model untuk digunakan telpon/komputer dalam mengenali bahasa yang diucapkan sudah banyak dikerjakan. Bahasa yang sering digunakan adalah berupa pertanyaan dan perintah.
Document classification. Sedangkan aplikasi ini adalah merupakan area penelitian NLP Yang paling sukses. Pekerjaan yang dilakukan aplikasi ini adalah menentukan dimana tempat terbaik dokumen yang baru diinputkan ke dalam sistem. Hal ini sangat berguna pada aplikasi spam filtering, news article classification, dan movie review.


II. Terminologi NLP

Perkembangan NLP menghasilkan kemungkinan dari interface bahasa natural menjadi knowledge base dan penterjemahan bahasa natural. Poole dan Mackworth (2010) menjelaskan bahwa ada 3 (tiga) aspek utama pada teori pemahaman mengenai natural language:

Syntax: menjelaskan bentuk dari bahasa. Syntax biasa dispesifikasikan oleh sebuah grammar. Natural language jauh lebih daripada formal language yang digunakan untuk logika kecerdasan buatan dan program komputer
Semantics: menjelaskan arti dari kalimat dalam satu bahasa. Meskipun teori semantics secara umum sudah ada, ketika membangun sistem natural language understanding untuk aplikasi tertentu, akan digunakan representasi yang paling sederhana.
Pragmatics: menjelaskan bagaimana pernyataan yang ada berhubungan dengan dunia. Untuk memahami bahasa, agen harus mempertimbangan lebih dari hanya sekedar kalimat. Agen harus melihat lebih ke dalam konteks kalimat, keadaan dunia, tujuan dari speaker dan listener, konvensi khusus, dan sejenisnya.

Contoh kalimat di bawah ini akan membantu untuk memahami perbedaan diantara ketiga aspek tersebut di atas. Kalimat-kalimat ini adalah kalimat yang mungkin muncul pada bagian awal dari sebuah buku Artificial Intelligence (AI):

This book is about Artificial Intelligence
The green frogs sleep soundly
Colorless green ideas sleep furiously
Furiously sleep ideas green colorless

Kalimat pertama akan tepat jika diletakkan pada awal sebuah buku, karena tepat secara sintaks, semantik, dan pragmatik. Kalimat kedua tepat secara sintaks dan semantic, namun kalimat tersebut akan menjadi aneh apabila diletakkan pada awal sebuah buku AI, sehingga kalimat ini tidak tepat secara pragmatik. Kalimat ketiga tepat secara sintaks, tetapi tidak secara semantik. Sedangkan pada kalimat keempat, tidak tepat secara sintaks, semantik, dan pragmatik.

Selain daripada ketiga istilah tersebut ada beberapa istilah yang terkait dengan NLP, yaitu:
Morfologi. Adalah pengetahuan tentang kata dan bentuknya sehingga bisa dibedakan antara yang satu dengan yang lainnya. Bisa juga didefinisikan asal usul sebuah kata itu bisa terjadi. Contoh : membangunkan –> bangun (kata dasar), mem- (prefix), -kan (suffix)
Fonetik. Adalah segala hal yang berhubungan dengan suara yang menghasilkan kata yang dapat dikenali. Fonetik digunakan dalam pengembangan NLP khususnya bidang speech based system


III. Information Retrieval

Information Retrieval (IR) adalah pekerjaan untuk menemukan dokumen yang relevan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan oleh user. Contoh sistem IR yang paling popular adalah search engine pada World Wide Web. Seorang pengguna Web bisa menginputkan query berupa kata apapun ke dalam sebuah search engine dan melihat hasil dari pencarian yang relevan. Karakteristik dari sebuah sistem IR (Russel & Norvig, 2010) diantaranya adalah:

A corpus of documents. Setiap sistem harus memutuskan dokumen yang ada akan diperlakukan sebagai apa. Bisa sebagai sebuah paragraf, halaman, atau teks multipage.
Queries posed in a query language. Sebuah query menjelaskan tentang apa yang user ingin peroleh. Query language dapat berupa list dari kata-kata, atau bisa juga menspesifikasikan sebuah frase dari kata-kata yang harus berdekatan
A result set. Ini adalah bagian dari dokumen yang dinilai oleh sistem IR sebagai yang relevan dengan query.
A presentation of the result set. Maksud dari bagian ini adalah tampilan list judul dokumen yang sudah di ranking.

IV. Morphological Analysis

Proses dimana setiap kata yang berdiri sendiri (individual words) dianalisis kembali ke komponen pembentuk mereka dan token nonword seperti tanda baca dsb dipisahkan dari kata tersebut.

Contohnya apabila terdapat kalimat: “I want to print Bill’s .init file”
Jika morphological analysis diterapkan ke dalam kalimat di atas, maka:

Pisahkan kata “Bill’s” ke bentuk proper noun “Bill” dan possessive suffix “’s”
Kenali sequence “.init” sebagai sebuah extension file yang berfungsi sebagai adjective dalam kalimat.

Syntactic analysis harus menggunakan hasil dari morphological analysis untuk membangun sebuah deskripsi yang terstruktur dari kalimat. Hasil akhir dari proses ini adalah yang sering disebut sebagai parsing. Parsing adalah mengkonversikan daftar kata yang berbentuk kalimat ke dalam bentuk struktur yang mendefinisikan unit yang diwakili oleh daftar tadi.

Hampir semua sistem yang digunakan untuk syntactic processing memiliki dua komponen utama, yaitu:
Representasi yang deklaratif, yang disebut juga sebagai Grammar, dari fakta sintaktis mengenai bahasa yang digunakan
Procedure, yang disebut juga sebagai Parser, yang membandingkan grammar dengan kalimat yang diinputkan untuk menghasilkan struktur kalimat yang telah di parsing

Cara yang paling umum digunakan untuk merepresentasikan grammar adalah dengan sekumpulan production rule. Rule yang paling pertama bisa diterjemahkan sebagai “Sebuah Sentence terdiri dari sebuah Noun Phrase, diikuti oleh Verb Phrase”, garis vertical adalah OR, sedangkan ε mewakili string kosong.

Proses parsing menggunakan aturan-aturan yang ada pada Grammar, kemudian membandingkannya dengan kalimat yang diinputkan. Struktur paling sederhana dalam melakukan parsing adalah Parse Tree, yang secara sederhana menyimpan rule dan bagaimana mereka dicocokkan satu sama lain. Setiap node pada Parse Tree berhubungan dengan kata yang dimasukkan atau pada nonterminal pada Grammar yang ada. Setiap level pada Parse Tree berkorespondensi dengan penerapan dari satu rule pada Grammar.

V. Stemming & Lemmatization

Stemming merupakan sebuah proses yang bertujuan untuk mereduksi jumlah variasi dalam representasi dari sebuah kata (Kowalski, 2011). Resiko dari proses stemming adalah hilangnya informasi dari kata yang di-stem. Hal ini menghasilkan menurunnya akurasi atau presisi. Sedangkan untuk keuntungannya adalah, proses stemming bisa meningkatkan kemampuan untuk melakukan recall. Tujuan dari stemming sebenarnya adalah untuk meningkatkan performace dan mengurangi penggunakan resource dari sistem dengan mengurangi jumlah unique word yang harus diakomodasikan oleh sistem. Jadi, secara umum, algoritma stemming mengerjakan transformasi dari sebuah kata menjadi sebuah standar representasi morfologi (yang dikenal sebagai stem).

Contoh:
comput” adalah stem dari “computable, computability, computation, computational, computed, computing, compute, computerize”

Ingason dkk. (2008) mengemukakan bahwa lemmatization adalah sebuah proses untuk menemukan bentuk dasar dari sebuah kata. Nirenburg (2009) mendukung teori ini dengan kalimatnya yang menjelaskan bahwa lemmatization adalah proses yang bertujuan untuk melakukan normalisasi pada teks/kata dengan berdasarkan pada bentuk dasar yang merupakan bentuk lemma-nya. Normalisasi disini adalah dalam artian mengidentifikasikan dan menghapus prefiks serta suffiks dari sebuah kata. Lemma adalah bentuk dasar dari sebuah kata yang memiliki arti tertentu berdasar pada kamus.

Contoh:
Input : “The boy’s cars are different colors”
Transformation : am, is, are à be
Transformation : car, cars, car’s, cars’ à car
Hasil : “The boy car be differ color”

Algoritma Stemming dan Lemmatization berbeda untuk bahasa yang satu dengan bahasa yang lain.


VI. Contoh Aplikasi NLP

Penelitian yang dikerjakan oleh Suhartono, Christiandy, dan Rolando (2013) adalah merancang sebuah algoritma lemmatization untuk Bahasa Indonesia. Algoritma ini dibuat untuk menambahkan fungsionalitas pada algoritma Stemming yang sudah pernah dikerjakan sebelumnya yaitu Enhanced Confix-Stripping Stemmer (ECS) yang dikerjakan pada tahun 2009. ECS sendiri merupakan pengembangan dari algoritma Confix-Stripping Stemmer yang dibuat pada tahun 2007. Pengembangan yang dikerjakan terdiri dari beberapa rule tambahan dan modifikasi dari rule sebelumnya. Langkah untuk melakukan suffix backtracking juga ditambahkan. Hal ini untuk menambah akurasi.

Secara mendasar, algoritma lemmatization ini tidak bertujuan untuk mengembangkan dari metode ECS, larena tujuannya berbeda. Algoritma lemmatization bertujuan untuk memodifikasi ECS, supaya lebih tepat dengan konsep lemmatization. Namun demikian, masih ada beberapa kemiripan pada proses yang ada pada ECS. Ada beberapa kasus yang mana ECS belum berhasil untuk digunakan, namun bisa diselesaikan pada algoritma lemmatization ini.

Referensi :

Ingason, K., Helgadóttir, S., Loftsson, H., Rögnvaldsson, E. (2008). A Mixed Method Lemmatization Algorithm Using a Hierarchy of Linguistic Identities (HOLI). Aarne Ranta (Eds,). Advances in Natural Language Processing.
Jurafsky D. dan Martin, J.H. (2008). Speech and Language Processing: An Introduction to Natural Language Processing, Computational Linguistics, and Speech Recognition. 2ndEdition. New Jersey: Pearson, Prentice Hall.
Kowalski, M. (2011). Information Retrieval Architecture and Algorithms. New York: Springer.
Nirenburg, S. (2009). Language Engineering for Lesser-Studied Languages. Amsterdam: IOS Press.
Pustejovsky, J., Stubbs A. (2012). Natural Language Annotation for Machine Learning. Beijing: O’Reilly.
Russel, S. J., Norvig, P. (2010). Artificial Intelligence A Modern Approach. New Jersey: Pearson Education Inc.
Suhartono, D., Christiandy D., Rolando (2013). Lemmatization Technique in Bahasa: Indonesian Language. Kuwait: Journal of Software (unpublished)
Massachusetts Institute of Technology (2010). Advanced Natural Language Processing. http://people.csail.mit.edu/regina/6864/. Cambridge

http://socs.binus.ac.id/2013/06/22/NATURAL-LANGUAGE-PROCESSING/

Post a Comment

0 Comments