Secara awam, aspek yang cukup penting yang mendasari berbagai teori
dalam AI adalah system pengenalan pola (Pattern Recognizing) yang
merupakan bagian dari pengimplementasian Neural Network (NN) atau
Jaringan Syaraf Buatan secara praktis.
Sistem pengenalan pola merupakan komponen penting dalam proses peniruan kemampuan inderawi manusia terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagai contoh, untuk meniru indera penglihatan manusia, komputer harus mempunyai suatu mekanisme standar dan logis dalam mengenali pola yang ada pada suatu citra yang sedang diproses.
Dari sinilah diperoleh motivasi untuk mencoba suatu konsep sederhana untuk mengenali pola dari suatu citra sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer.
Permasalahan utama yang terjadi apabila hendak mengenali suatu pola tertentu dan mengumpankannya ke dalam suatu proses jaringan syaraf buatan adalah bagaimana proses akuisisi data dilakukan sehingga menghasilkan sejumlah data numerik yang representatif dan konsisten terhadap sampel yang diberikan. Dalam penulisan ini, kita mencoba mengaplikasikan suatu metode sederhana untuk mengenali suatu citra sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer dengan memanfaatkan berbagai teori seperti Image Proccessing, Artificial Neural Networks.
Sistem pengenalan pola merupakan komponen penting dalam proses peniruan kemampuan inderawi manusia terutama penglihatan dan pendengaran. Sebagai contoh, untuk meniru indera penglihatan manusia, komputer harus mempunyai suatu mekanisme standar dan logis dalam mengenali pola yang ada pada suatu citra yang sedang diproses.
Dari sinilah diperoleh motivasi untuk mencoba suatu konsep sederhana untuk mengenali pola dari suatu citra sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer.
Permasalahan utama yang terjadi apabila hendak mengenali suatu pola tertentu dan mengumpankannya ke dalam suatu proses jaringan syaraf buatan adalah bagaimana proses akuisisi data dilakukan sehingga menghasilkan sejumlah data numerik yang representatif dan konsisten terhadap sampel yang diberikan. Dalam penulisan ini, kita mencoba mengaplikasikan suatu metode sederhana untuk mengenali suatu citra sehingga dapat diidentifikasi dengan baik oleh komputer dengan memanfaatkan berbagai teori seperti Image Proccessing, Artificial Neural Networks.
Jaringan Syaraf Biologi
Otak manusia memiliki struktur yang sangat kompleks dan memiliki
kemampuan yang luar biasa. Otak terdiri dari neuron-neuron dan
penghubung yang disebut sinapsis.
Neuron bekerja berdasarkan impuls atau sinyal yang diberikan pada neuron. Neuron meneruskannya pada neuron lain. Diperkirakan manusia memiliki 1012 neuron dan 6.1018 sinapsis. Dengan jumlah yang begitu banyak, otak mampu mengenali pola, melakukan perhitungan, dan mengontrol organ-organ tubuh.
Neuron bekerja berdasarkan impuls atau sinyal yang diberikan pada neuron. Neuron meneruskannya pada neuron lain. Diperkirakan manusia memiliki 1012 neuron dan 6.1018 sinapsis. Dengan jumlah yang begitu banyak, otak mampu mengenali pola, melakukan perhitungan, dan mengontrol organ-organ tubuh.
Neuron memiliki tiga komponen penting yaitu dendrit, soma dan axon.
Dendrit menerima sinyal dari neuron lain. Sinyal tersebut berupa
impuls elektrik yang dikirim melalui celah sinaptik melalui proses
kimiawi. Sinyal tersebut dimodifikasi di celah sinaptik. Berikutnya
soma menjumlahkan semua sinyal-sinyal yang masuk. Kalau jumlah
tersebut cukup kuat dan melebihi batas ambang (treshold), maka sinyal
tersebut akan diteruskan ke sel lain melalui axon. Frekuensi
penerusan sinyal berbeda beda antara satu sel dengan yang lain.
Jaringan Syaraf Tiruan
Jaringan Syaraf Tiruan (JST) adalah sistem pemroses informasi yang
memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf biologi.
JST dibentuk sebagai generalisasi model matematika dari jaringan
syaraf biologi, dengan asumsi bahwa :
- Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana (neuron)
- Sinyal dikirimkan diantara neuron-neuron melalui penghubung- penghubung
- Penghubung antar neuron memiliki bobot yang akan memperkuat atau memperlemah sinyal
- Untuk menentukan output, setiap neuron menggunakan fungsi aktivasi yang dikenakan pada jumlah output yang diterima. Besarnya output ini selanjutnya dibandingkan dengan suatu batas ambang.
JST ditentukan oleh tiga hal :
- Pola hubungan antar neuron (disebut arsitektur jaringan)
- Metode untuk menentukan bobot penghubung (disebut metode training/learning/algoritma)
- Fungsi aktivasi
Beberapa aplikasi jaringan syaraf tiruan adalah sebagai berikut :
1. Pengenalan Pola (pattern Recognition)
Jaringan syaraf tiruan dapat dipakai untuk mengenali pola (misal
huruf, angka, suara atau tanda tangan) yang sudah sedikit berubah.
Hal ini mirip dengan otak manusia yang masih mampu mengenali orang
yang sudah beberapa waktu tidak di jumpainya (mungkin wajah/bentuk
tubuhnya sudah sedikit berubah).
2. Signal Processing
Jaringan syaraf tiruan (model ADALINE) dapat dipakai unuk menekan
noise dalam saluran telepon.
3. Peramalan
Jaringan syaraf tiruan juga dapat dipakai untuk meramalkan apa yang
sudah terjadi di masa yang akan datang berdasarkan pola kejadian yang
ada di masa lampau. Ini dapat dilakukan mengingat kemampuan jaringan
syaraf tiruan untuk mengingat dan membuat generalisasi dari apa yang
sudah ada sebelumnya. Disamping area-area terebut, jaringan syaraf
tiruan juga di laporkan dapat menyelesaikan masalah dalam bidang
kontrol, kedokteran, dan lain-lain.
Meskipun banyak aplikasi menjanjikan yang dapat di lakukan oleh jaringan syaraf tiruan juga memiliki beberapa keterbatasan umum, namun jaringan syaraf tiruan juga memiliki beberapa keterbatasan umum. Pertama adalah ketidak akuratan hasil yang di peroleh. Jaringan syaraf tiruan bekerja berdasarkan pola yang terbentuk pada inputnya.
Arsitektur Neural Network
Secara umum, terdapat tiga jenis neural network yang sering digunakan
berdasarkan jenis network-nya, yaitu :
- Single-Layer Neural Network
- Multilayer Perceptron Neural Network
- Recurrent Neural Networks
Single-Layer Neural Network
Neural network jenis ini memiliki koneksi pada inputnya secara
langsung ke jaringan output. Jenis neural network ini sangatlah
terbatas, hanya digunakan pada kasus-kasus yang sederhana.
Recurrent Neural Network
Neural network jenis ini memiliki ciri, yaitu adanya koneksi umpan
balik dari output ke input. Kelemahan dari jenis ini adalah Time
Delay akibat proses umpan balik dari output ke titik input.
Proses Pembelajaran pada Neural Network
Proses pembelajaran merupakan suatu metoda untuk proses pengenalan
suatu objek yang sifatnya kontinuitas yang selalu direspon secara
berbeda dari setiap proses pembelajaran tersebut. Tujuan dari
pembelajaran ini sebenarnya untuk memperkecil tingkat suatu error
dalam pengenalan suatu objek.
Secara mendasar, neural network memiliki sistem pembelajaran yang terdiri atas beberapa jenis berikut :
Secara mendasar, neural network memiliki sistem pembelajaran yang terdiri atas beberapa jenis berikut :
Supervised Learning
Sistem pembelajaran pada metoda Supervised Learning adalah system
pembelajaran yang mana setiap pengetahuan yang akan diberikan kepada
sistem, pada awalnya diberikan suatu acuan untuk memetakan suatu
masukan menjadi suatu keluaran yang diinginkan. Proses pembelajaran
ini akan terus dilakukan selama kondisi error atau kondisi yang
diinginkan belum tercapai. Adapun setiap perolehan error akan
dikalkulasikan untuk setiap pemrosesan hingga data atau nilai yang
diinginkan telah tercapai.
Sistem pembelajaran pada neural network, yang mana sistem ini
memberikan sepenuhnya pada hasil komputasi dari setiap pemrosesan,
sehingga pada sistem ini tidak membutuhkan adanya acuan awal agar
perolehan nilai dapat dicapai. Meskipun secara mendasar, proses ini
tetap mengkalkulasikan setiap langkah pada setiap kesalahannya dengan
mengkalkulasikan setiap nilai weight yang didapat
Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan
Berdasarkan strategi pelatihan, model jaringan dibagi menjadi :
1. Pelatihan dengan supervisi.
Contoh model ini adalah : Hebbian, Perceptron, ADALINE, Boltzman,
Hopfield, Backpropagation,dll.
2. Pelatihan tanpa supervise
Contoh model yang masuk dalam kategori ini antara lain model
competitive, Hebbian, Kohonen, LVQ (Learning Vektor
Quantization),Neocognitron,dll.
Aplikasi Model ADALINE
Model ADALINE (Adaptive Linear Neuron) ditemukan oleh Widrow dan Hoff
(1960). Beberapa masukan dan sebuah bias (unit masukan tambahan)
dihubungkan langsung dengan sebuah neuron keluaran. Bobot
dimodifikasi dengan aturan delta (sering juga disebut Least Mean Square). Selama pelatihan, fungsi aktivasi yang dipakai adalah fungsi
identitas.
x
0 Comments